This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 13 Maret 2015

Geodesi, Pengukuran dan Pemetaan untuk Awam


 http://jurnalteknikgeodesi.weebly.com/uploads/2/9/9/7/29976551/7764346.jpg

Pendahuluan
Di dalam banyak bidang pekerjaan, kita sering menggunakan sebuah peta sebagai dasar rencana kerja. Kita sering tidak mengetahui bagaimana peta itu dihasilkan, siapa yang terlibat, proses-proses yang terjadi di dalamnya, bagaimana keandalan peta tersebut.
Dalam tulisan ini, saya ingin memberikan pemahaman mengenai bagaimana proses pembuatan peta untuk dapat dipahami oleh orang awam. Sebelum melangkah ke pembahasan tersebut, saya memberikan pengertian mengenai Geodesi dan Pengukuran terlebih dahulu.
Ketika saya menulis ini, saya semakin menyadari tidak mudah untuk menerangkan sesuatu secara mudah. Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini, orang-orang yang awam dengan ketiga hal diatas tidak lagi menjadi awam. Saya juga mengharapkan banyak masukan dari teman-teman pembaca sekalian untuk memberikan masukan, pertanyaan maupun komentar yang membangun.
Geodesi
Geodesi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang bentuk bumi. Disiplin ilmu ini telah berabad-abad secara keras mencoba menentukan dimensi bumi secara horizontal maupun vertikal. Eratosthenes merupakan sebagai bapak ilmu Geodesi karena ia diketahui sebagai yang pertama kali bereksperimen dalam menentukan bentuk bumi. Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, bentuk bumi dipantau secara terus-menerus dengan mendirikan ribuan titik kerangka di permukaan bumi yang direferensikan pada satelit.
Cukup sulit untuk menjelaskan penerapan geodesi secara mudah, tapi anda dapat membayangkan bahwa sebuah bentuk dapat dibangun oleh banyak titik. Misalnya garis, dibentuk oleh 2 titik, kemudian segitiga dibangun oleh 3 titik, bola dibangun oleh banyak titik, maka bumi juga dapat dimodelkan dengan banyak titik. Titik-titik inilah yang disebut dengan ribuan titik kerangka yang saya maksud diatas. Sehingga dari titik-titik inilah dapat diturunkan model bentuk bumi.
Dengan mengacu pada model bentuk bumi tersebut kitadapat membuat peta dunia, peta kota, peta jaringan jalan, peta jaringan drainase, peta blok perumahan, perhitungan pergerakan lempeng, penurunan lahan, peta kedalaman laut peta daerah banjir, kenaikan muka air laut, sistem informasi geografis (SIG / GIS), dan sebagainya yang bersifat geo-refence atau bereferensi bumi.
Pengukuran (Surveying)
Pengukuran adalah sebuah teknik pengambilan data yang dapat memberikan nilai panjang, tinggi dan arah relatif dari sebuah obyek ke obyek lainnya. Pengukuran terletak diantara ilmu geodesi dan ilmu pemetaan. Hasil penelitian geodesi dipakai sebagai dasar referensi pengukuran, kemudian hasil pengolahan data pengukuran adalah dasar dari pembuatan peta.
Untuk melakukan sebuah pengukuran diperlukan perencanaan dan persiapan terlebih dahulu agar hasil yang diperoleh dapat digunakan secara efektif dengan waktu, biaya dan tenaga pengukuran yang efisien.
Pengukuran memerlukan alat ukur. Theodolite, Waterpass, meteran, Total Station, GNSS (GPS, GLONASS, GALILEO), Echosounder, sextant adalah contoh-contoh alat ukur.
Pemetaan
Pemetaan adalah proses pembuatan peta berdasarkan olahan data hasil pengukuran. Bidang ilmu yang mempelajari pembuatan peta ini disebut dengan kartografi, sedangkan ahlinya adalah kartografer. Pada saat ini, pembuatan peta lebih banyak dilakukan secara digital karena lebih cepat, lebih teliti, tidak memakan ruang dan dapat dianalisis ulang sebelum diproduksi. Pemahaman yang baik mengenai Sistem Proyeksi dan Sistem Koordinat bumi merupakan hal dasar yang harus diketahui oleh seorang kartografer.
Sistem Proyeksi merupakan aturan, nilai-nilai dan model yang memberikan nilai konversi ketika bentuk bumi yang tidak datar dibuat menjadi datar atau dibuat menjadi bidang proyeksi. Data hasil pengolahan pengukuran yang dimasukkan ke dalam sebuah sistem proyeksi akan mengalami pendataran dan memiliki kesamaan secara bentuk atau sudut dalam skala tertentu. Contoh sistem proyeksi adalah Mercator, Transverse Mercator, Azimuthal, Conic, dsb.
Setelah melalui Sistem Proyeksi, data tersebut akan melalui tahap pemetaan berikutnya yaitu pemberian nilai koordinat dalam sebuah Sistem Koordinat. Sistem ini membagi bidang proyeksi bumi ke dalam zona-zona berukuran tertentu. Contoh Sistem Koordinat adalah Universal Transverse Mercator yang membagi zona dalam ukuran 6 derajat bujur serta 2 bagian bumi di lintang
utara dan lintang selatan.
Kesimpulan
Peta adalah sebuah model dari obyek atau banyak obyek yang bereferensi bumi. Di dalam proses pembuatan peta, ada banyak asumsi dan pemodelan yang dilakukan. Hal ini dimulai ketika bumi dimodelkan secara geodesi, diukur atau direkam dengan menggunakan asumsi-asumsi dan metoda pengukuran tertentu, serta dipetakan ke dalam bidang proyeksi dan koordinat tertentu.
Untuk memperoleh nilai asli di permukaan bumi dari data peta, maka nilai yang ada di peta harus dikonversi melalui kebalikan dari tahap-tahapan seperti diatas.
Ketiga bidang tersebut memiliki ahlinya atau spealisasi masing-masing. Geodet merupakan ahli Geodesi, Surveyor merupakan ahli Pengukuran kemudian Kartografer adalah ahli Pemetaan.

https://jasapemetaandansurvei.wordpress.com/2012/03/04/geodesi-pengukuran-dan-pemetaan-untuk-awam/

Survey Topografi

http://202.67.224.140/pdimage/86/3586686_topo.pngSurvei topografi adalah suatu metode untuk menentukan posisi tanda-tanda (features) buatan manusia maupun alamiah diatas permukaan tanah. Survei topografi juga digunakan untuk menentukan konfigurasi medan (terrain). Kegunaan survei topografi adalah untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk gambar peta topografi. Gambar peta dari gabungan data akan membentuk suatu peta topografi. Sebuah topografi memperlihatkan karakter vegetasi dengan memakai tanda-tanda yang sama seperti halnya jarak horizontal diantara beberapa features dan elevasinya masing-masing diatas datum tertentu. Metode-metode yang umum digunakan untuk pemetaan topografi antara lain adalah : Metode tachymetri Metode offset Fotogrametri Pengukuran meja lapangan Survei topografi memiliki beberapa penyebab terjadinya kesalahan, terutama sebagai berikut : Kontrol tidak diperiksa dan disesuaikan sebelum topografi diambil Jarak titik kontrol terlalu besar Titik-titik kontrol tidak dipilih dengan cermat Pemilihan titik-titik penggambaran kontur tidak baik Kesalahan tipikal dalam survei topografi adalah sebagai berikut : Pemilihan interval kontur tidak tepat Peralatan untuk survei utama dan kondisi medan tidak memadai Kontrol horizontal dan vertikal tidak cukup Kontur yang diambil tidak cukup Beberapa rincian topografi hilang, seperti misalnya batas lereng atau titik tinggi atau titik rendah setempat. Proses pemetaan topografi sendiri adalah proses pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan survei teristris. Teknik pemetaan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan perkembangan peralaatan ukur tanah secara elektronis, maka proses pengukuran menjadi semakin cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dan dengan dukungan teknologi GIS maka langkah dan proses perhitungan menjadi semakin mudah dan cepat serta penggambarannya dapat dilakukan secara otomatis. Demikian pula wahana pemetaan tidak hanya dapat dilakukan secara teristris, namun dapat pula secara fotogrametris radargrametris, videografis, bahkan sudah merambah pada wahana ruang angkasa dengan teknologi satelit dengan berbagai kelebihannya. Setiap wahana mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing, sehingga pemilihannya sangat tergantung dari tujuan pemetaan, tingkat kerinciaan obyek yang harus disajikan, serta cakupan wilayah yang akan dipetakan. Secara garis besar langkah-langkah pemetaan secara teristris adalah sebagai berikut : Persiapan Dalam proses pemetaan teristris, banyak hal yang harus dipersiapkan agar pemetaan dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Persiapan dalam hal ini adalah persiapan peralatan, perlengkapan dan personil. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan maksudnya adalah peninjauan lapangan lebih dahulu untuk melihat kondisi medan secara menyeluruh, sehingga dari hasil survey ini akan dapat ditentukan: Teknik pelaksanaan pengukurannya Penentuan posisi titik-titik kerangka peta yang representative dalam arti distribusinya merata, intervalnya seragam, aman dari gangguan, mudah untuk mendirikan alat ukur, mempunyai kapabilitas yang baik untuk pengukuran detil, saling terlihat dengan titik sebelum dan sesudahnya, dan lain-lain. Survei Pengukuran Survei pengukuran dalam hal ini meliputi: Pengukuran kerangka peta Pengukuran detil Pengolahan data (perhitungan) Setelah dilakukannya pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang sudah di dapat dari lapangan. Beberapa hal yang dilakukan dalam pengolahan data adalah: Perhitungan kerangka peta (X, Y, Z) Perhitungan detil (X, Y, Z) atau cukup sudut arah / azimuthnya, jarak datar, dan beda tinggi dari titik ikat. Plotting atau penggambaran Beberapa hal yang dilakukan pada proses penggambaran adalah: Penggambaran Titik-titik kerangka peta Penggambaran titik-titik detil Penarikan garis kontur Editing Simbolisasi [jasapemetaandansurvei.wordpress.com]